Kategori: Informasi Terbaru

Lihat Bocoran Beasiswa Ke Austria Tahun Ini

Beasiswa ini merupakan bentuk apresiasi finansial atas prestasi akademik yang luar biasa. Semua prestasi ujian Anda dalam satu tahun akademik (1 Oktober hingga 30 September) akan diperhitungkan dan diberikan imbalan berupa pembayaran satu kali. Kementerian Federal Pendidikan, Sains, dan Penelitian menyediakan dana yang didistribusikan oleh masing-masing universitas.

Persyaratan

Persyaratan mengikuti kriteria untuk klaim tunjangan mahasiswa tanpa kriteria untuk kerugian sosial. Berikut adalah poin-poin terpenting:

  • Pendaftaran tepat waktu dan lengkap: Hanya pendaftaran lengkap yang dikirim tepat waktu yang akan dipertimbangkan.
  • Kewarganegaraan Austria atau status yang setara: Pada prinsipnya beasiswa ini diperuntukkan bagi mahasiswa Austria. Aturan yang berbeda berlaku untuk mahasiswa asing.
  • Periode keberlakuan: Beasiswa hanya dapat diberikan selama durasi studi minimum + semester tambahan. Untuk gelar sarjana, berarti 6 semester reguler + 2 semester tambahan dan untuk gelar magister, berarti 4 semester reguler + 2 semester tambahan.
  • Pencapaian ujian: Dalam satu tahun akademik Anda harus menyelesaikan 40 ECTS dan mencapai IPK 2,0. Perhatian: Nilai rata-rata ini hanyalah nilai minimum dan dihitung berdasarkan ECTS. Misalnya, nilai untuk ujian 5-ECTS lebih berharga daripada nilai untuk ujian 1-ECTS.
  • Kasus luar biasa: Aturan yang sedikit berbeda berlaku untuk program PhD. Nilai untuk tesis doktoral dan ujian lisan Anda juga termasuk dalam nilai rata-rata.

Menurut undang-undang terkait (Studienfördergesetz), beasiswa berdasarkan prestasi akademik harus berkisar antara 750€ dan 1.500€. Jumlah pastinya bergantung pada banyak faktor, seperti dana yang tersedia, jumlah pelamar, dll. Perlu diingat bahwa beasiswa ini adalah pembayaran satu kali yang hanya Anda terima setelah tahun akademik.

Cara Menghitung Carbon Tax Berbagai Negara di Dunia

Pembakaran bahan bakar fosil juga menyebabkan polusi udara lokal, yang membunuh jutaan orang setiap tahun dan berdampak negatif pada kesehatan banyak orang lainnya. Biaya sebenarnya dari pembakaran bahan bakar fosil tidak tercermin dalam harga pasarnya. Orang sering membandingkan harga moneter bahan bakar fosil dengan alternatif rendah karbon seperti energi terbarukan atau energi nuklir. Namun perbandingan ini tidak menangkap dampak sosial masing-masing pilihan, bahkan dalam arti ekonomi murni.

Salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan menetapkan harga karbon. Tujuan penetapan harga karbon adalah untuk menangkap sebagian dari biaya eksternal ini di pasar.

Penetapan harga karbon menghasilkan beberapa hal. Pertama, penetapan harga karbon membuat bahan bakar, produk, dan layanan yang lebih berpolusi menjadi lebih mahal. Pembakaran batu bara menjadi jauh lebih mahal daripada penggunaan energi matahari. Daging sapi menjadi lebih mahal dibandingkan dengan tahu atau alternatif daging. Hal ini membuat pilihan yang ‘lebih bersih’ menjadi lebih murah.

Baca Juga : Benarkah Gen Z Gampang Depresi

Ada beberapa kebijakan yang dapat digunakan negara untuk menetapkan harga karbon diantaranya adalah :

1. Pajak Karbon

Pajak Karbon adalah pungutan yang diterapkan pada produksi emisi gas rumah kaca secara langsung atau bahan bakar yang mengeluarkan gas ini saat dibakar. Ini berarti barang dan jasa yang mengeluarkan lebih banyak gas rumah kaca dalam produksinya akan dikenakan pajak yang lebih tinggi.

2. Sistem Perdagangan Emisi

Sistem perdagangan emisi terkadang disebut sistem ‘cap and trade’. Di sini, harga karbon berubah seiring waktu. Tingkat polusi maksimum (‘cap’) ditetapkan dan produsen memerlukan lisensi untuk mengeluarkan gas rumah kaca. Seberapa mahal lisensi ini ditentukan oleh sistem perdagangan. Harga lisensi meningkat saat emisi mendekati cap.

Bank Dunia telah melacak pasar karbon selama sekitar dua dekade dan ini adalah laporan penetapan harga karbon tahunannya yang kesebelas. Ketika laporan pertama dirilis, pajak karbon dan Sistem Perdagangan Emisi (ETS) hanya mencakup 7% dari emisi dunia. Menurut laporan tahun 2024, 24% emisi global kini telah tercakup.

Temuan laporan menunjukkan negara-negara berpenghasilan menengah besar termasuk Brasil, India, Chili, Kolombia, dan Turki membuat langkah maju dalam penerapan penetapan harga karbon. Sementara sektor tradisional seperti tenaga listrik dan industri terus mendominasi, penetapan harga karbon semakin dipertimbangkan di sektor-sektor baru seperti penerbangan, pengiriman, dan limbah. Mekanisme Penyesuaian Perbatasan Karbon Uni Eropa, yang saat ini dalam fase transisi, juga mendorong pemerintah untuk mempertimbangkan penetapan harga karbon untuk sektor-sektor seperti besi dan baja, aluminium, semen, pupuk, dan listrik.